Sabtu, 15 Mei 2010

SFD "Garap" Putri Sumut Jadi Presenter di Padang

Soal melenggak-lenggok diatas panggung serta berdialog cerdas dihadapan publik sembari disirami bliz dan ditatap puluhan “mata” camera tentu saja hal biasa yang kerap dilakoni seorang Putri Sumatera Utara 2009 Fatimah Syahnur Lubis. Tapi lain halnya, tatkala ia ditantang on cam di depan camera sebagai host dan presenter untuk sebuah produksi documentary kerja-kerja kemanusiaan (video report) yang dilakukan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan pasca bencana di Sumatera Barat.

“Wow lumayan grogi juga, tapi sekali nyoba nagih pengen lagi” katanya berkelakar lepas saat usai dilakukan take one di lokasi shooting di Desa Lima koto Dalam, Padang Pariaman pekan lalu.

Pengakuan Ima, demikian panggilan ak ra b Putri Sumut ini, menjadi host dan presenter dalam produksi audio visual memang baru pengalaman pertamanya. Namun itu bukan menjadi kendala, terbukti selama dua hari ikut produksi dilapangan, Ima yang gemar makan pedas-pedas ini cepat beradabtasi. Dan semua proses pegambilan gambar plus suara berlangsung lancar.

“Yang buat kami yakin, bahwa Ima memiliki dasar public speaking yang baik dan tak gagap kamera. Untuk soal intonasi dan ekspresi ting gal kita permak dan dairek langsung di lapangan saja” kata sang Producer sekaligus Sutradara Sineas Film Documentary (SFD) Medan Onny Kresnawan menuturkan alasan memilih Ima sebagai host dan presenter di produksi video repotnya kali ini. Bahkan, menurut Onny yang film documentary hasil besutannya telah mendapat apresiasi award di tingkat nasional dan internasional ini menjelaskan, pengalaman sama juga pernah dilakukannya, yakni mendairek Duta Remaja Sumut 2008 Putri Dihin Titis Srikandi menjadi presenter untuk Video Education DBE2 USAID di Dairi. Hasilnya memang tak diragukan, malah video ini mendapat penilaian terbaik dari beberapa produksi sama DBE2 dari seluruh Indonesia.

Bagi Direktur PKPA Ahmad Sofyan, memunculkan Putri Sumut sebagai presenter dibagian video report mereka merupakan upaya lain pemberdayaan multi talent yang dimiliki anak dan perempuan di daerah. Toh, argumentasinya, disam ping sebagai Putri Sumut Fatimah juga membawa icon duta pariwisata yang perlu diketahui dunia international. Terlebih, pada Festival Film Anak (FFA) 2009 lalu Ima juga ikut terlibat sebagai dewan juri mewakili kaum muda.
“Video Report ini di produksi sebagai laporan audio v isual kepada lembaga donor asing untuk kerja-kerja kemanusian di lokasi bencana, maka target lain adalah mengenalkan duta pariwisata sumut ke luar negeri tentunya” papar Sofyan.

Kesan Ima sendiri, selain menikmati peran barunya s ebagai host, ia juga sangat menikmati perjalanan bersama kru produksi selama dua hari di Ranah Minang. Betapa ia melihat langsung duka anak-anak korban bencana yang mulai pulih na mun masih membutuhkan perhatian dan motivasi. Maka tak heran, sesaat kehadiranya di Children Center yang di bangun PKPA di Pariaman ia langsung diserbu puluhan anak-anak yang ingin berbagi cerita dan bermain bersamanya. Pembauran sesaat Ima bersama anak-anak pun seolah nyaris larut dalam kebersamaan nan panjang, giliran hendak beranjak pulang, anak-anak berat untuk melepasnya.

“Uni Ima jangan pergi, kami masih ingin bermain ayunan bersama uni cantik” kata seorang anak perempuan korban bencana berumur enam tahun yang tadinya sempat dipangku Ima di ayunan bermain.

Tak kuasa mengusir rasa haru, Ima pun berujar pada sang anak “maaf kakak harus pulang ya, semoga lain waktu kita berjumpa lagi”. Memang, Ima harus beranjak pulang hari itu namun beberapa hari kemudian ia kembali lagi ke Ranah minang, tentunya dalam kapasitas agenda berbeda, yakni sebagai Duta Waspada On-Line, namun hatinya tetap tak beda, ia datang kembali untuk peduli kasih dengan saudara-saudara kita yang tengah ditimpa bencana di Sumatera Barat itu. (***Media Officer SFD***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar