Minggu, 08 Februari 2009

Festival Film Anak 2008 di Medan Diharapkan Menjadi Agenda Nasional


Sineas Aceh patut berbangga, pasalnya Film dokumenter berjudul ”Menelusuri Jejak Anak Rimba” akhirnya di nobatkan sebagai pemenang pertama dalam Festival Film Anak (FFA) 2008 yang diselenggarakan di Garuda Plaza Hotel Medan, Selasa malam (29/7). Film yang diproduksi oleh anak-anak Jhanto Aceh Besar berkisah soal prilaku menyimpang generasi bangsa akibat himpitan ekomoni itu ternyata mampu men”curi” hati dewan juri dan menggeser posisi beragam karya anak lainnya dari luar Medan bahkan luar Pulau Sumatera.

Menurut pemakarsa FFA yang juga saat ini sebagai Producer Sineas Film Dokumentary (SFD) Medan Onny Kresnawan, kemenangan sineas Aceh patut diacungkan jempol dan sekaligus harus menjadi pemicu bagi sineas Medan untuk berbuat lebih baik di kemudian hari. Dan ia memotivasi agar menghidari regenerasi terputus untuk sineas Medan dengan kiat memacu hobby menjadi profesi dan melahirkan prestasi.

Festival Film Anak (FFA) 2008 dipercaya akan membawa nafas baru menandai bangkitnya generasi muda kreatif yang akan mendorong kemajuan di dunia perfilman di Indonesia khususnya Sumatera Utara.

”Festival ini luar biasa. Anak-anak kita ternyata luar biasa. Karena ini adalah pertama kali di Indonesia dan patut di dukung semua pihak. Kita akan meminta kepada enam stasiun televisi di Sumatera Utara agar menayangkan film-film karya anak-anak Sumatera Utara ” kata Kepala Dinas Infokom Sumatera Utara, Edy Sofyan di sela-sela acara malam penganugrahan.

Edi menandaskan, FFA 2008 yang diorganisir oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) serta di dukung oleh kalangan Sineas asal Medan ini harus diperjuangkan semua pihak agar dapat menjadi icon nasional yang dapat berlangsung secara rutin setiap tahunnya. Hal itu, katanya, tampak dari sebagian peserta FFA 2008 tidak saja berasal dari Sumatera Utara, tapi juga dikuti oleh peserta yang berasal dari Aceh (2 film), Bekasi (3 film), Malang (1 film) dan Semarang.

Diharapkan Edi, agar ajang festival yang memiliki nafas baru di dunia sinemathograpy di Sumatera Utara ini dan telah menunjukkan karya-karya luar biasa anak-anak untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual ke lembaga yang berkompeten.

Hal senada disampaikan ketua Dewan Juri FFA 2008 Anthony Ricardo Hutapea. Antony didampingi 4 juri lainnya Dr. Daniel (pengamat film/ Sekretaris SENAKKI Sumut), Bambang Soed (Anggota KPID Sumut) yakni Fakhnita (psikolog remaja/ aktivis LSM) dan Defi Damayanti (Psikolog anak) menyebutkan, meskipun masih memiliki sedikit kelemahan, namun film anak-anak dapat menjadi dorongan bagi insan perfilman nasional khususnya di Sumut untuk bangkit memproduksi film-film yang bagus.

”Di masa mendatang, dengan adanya ajang festival seperti ini, film kita akan menjadi film-film yang baik dan berkualitas. Baik dalam maksud perencanaannya, baik dalam pengambilan gambar, penyutradaraan dan baik dalam pengeditannya,” terang Eksekutif Produser Anthony Pictures Production yang sedang mempromosikan film layar lebarnya yang berjudul ”Song of Ghost” itu.

Malam penganugerahan FFA 2008 mengenugerahkan dua katagori film terbaik, yaitu film fiksi dan film dokumenter, serta lima katagori insan pefilman yang terdiri dari Sutradara, Editor, Cameraman untuk film dokumenter ditambah dua katagori untuk film fiksi yakni Aktor dan Aktris terbaik.

Untuk katagori Film Fiksi, film yang berjudul ”Andai Kutahu” produksi SANI Pictures – Bekasi terpilih menjadi Juara I, disusul ”Haruskah Kujatuh” produksi SMA Pancabudi - Medan sebagai Juara II, ”Terima Kasih Papan Caturku” produksi SMP Dharma Patra Pangkalan Susu – Langkat sebagai Juara III dan ”Nggak Lagi-lagi Deh” sebagai Film Favorit.

Sedangkan untuk katagori film dokumenter, Film berjudul ”Menelusuri Jejak Anak Rimba” produksi PKPA Aceh terpilih sebagai juara I, Film ”Coretan Liar” produksi Scetca 52 Medan sebagai juara II, ”Merajut Mimpi di Antara Kerikil” produksi SMA Gunung Sitoli - Nias terpilih sebagai juara III dan ”Kami juga Punya Rasa” terpilih sebagai Film Favorit.

Untuk katagori Insan Perfilman dalam film Fiksi terbaik Nafis pemeran utama dalam Film ”Andai Kutahu” terpilih sebagai Aktor Terbaik, dan Dika Widya Ambarwulan, siswi kelas III SMAN 2 Medan terpilih sebagai Aktris terbaik sebagai Widi, pemeran utama dalam film ”Jalan yang Kupilih” produksi SMAN 2 Medan.

Sedangkan, untuk katagori sutradara terbaik Ema S dalam film ”Andai Kutahu” untuk film Fiksi dan M. Taufik, siswa SMA Amir Hamzah untuk film dokumenter dalam film ”Global Never Warming” produksi Opique Pictures SMA Amir hamzah - Medan.

Mulyadi P dari SANI Pictures terpilih sebagai Editor terbaik untuk film fiksi dalam ”Andai Kutahu” dan Jenthro dan Natan editor terbaik untuk film dokumenter dalam film ”Kami Juga Punya Rasa” Produksi Charis National Academy.

Kameraman terbaik Rizkan Zania MN, terpilih sebagai Kameraman terbaik untuk katagori film dokumenter dalam Film ”Merajut Mimpi di Antara Kerikil” produksi SMA Gunung Sitoli Nias dan Fachri Anzar Hasibuan dalam Film ”Terima Kasih Papan Caturku” produksi Hasibuan Production/ SMP Dharma Patra Pangkalansusu Langkat sebagai kameraman terbaik untuk film fiksi.

Pada malam penganugerahan yang dihadiri tidak kurang dari 500 pasang mata itu, kepada Film terbaik baik katagori fiksi dan dokumenter masing-masing dianugerahi Tropy FFA 2008, Piagam Penghargaan dan tabungan senilai masing-masing Rp.2 juta (Juara I), 1,5 juta (Juara II), 1 juta (Juara III) dan 500 ribu (Juara Favorit). Sedangkan untuk katagori film Insan Film masing-masing dianugerahi Trophy FFA 2008 dan Piagam Penghargaan. (Sumber Rumah Film)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar